Salam Lestari!
Apa kabar kawan Biologi semua?. Artikel pada episode Ramadhan ini kita akan membagikan informasi mengenai aktivitas yang sering kita lakukan dan sering juga kita lupakan tata caranya yakni minum. Minum merupakan suatu kebiasaan dan kebutuhan  mahluk hidup untuk melangsungkan sistem biologis yang ada pada tubuh dan berdampak pada kebugaran dalam melaksanakan segala aktivitas sehari-hari. Kebutuhan untuk minum sendiri sangat penting bagi manusia. Kita sebagai mahasiswa jangan sampai kekurangan minum atau bahkan tidak minum sebelum berangkat ke kampus karena minum akan membuat pikiran kita lebih segar untuk menerima materi perkuliahan, menambah kefokusan saat belajar dan mengurangi rasa kantuk. Namun ada hal sering dilupakan setiap orang ketika minum, yakni etika dan tata caranya. Etika dan tata cara ketika minum sangat mudah dan sangat menunjang kesehatan tubuh. Tata cara minum yaTab tersebut telah menjadi kebiasaan Nabi Muhammad SAW. dan suatu kesunnahan bagi kita untuk menjalankannya.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jangan kalian minum sambil berdiri, apabila kalian lupa, maka hendaknya dimuntahkan,” lantas seorang sahabat yang bernama Qotadah bertanya, “Bagaimana dengan makan?”. Beliau menjawab, “Itu lebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Tirmidzi).   Selain itu, ternyata makan dan minum sambil berdiri bukan hanya dilarang secara agama dan etika, tetapi juga secara kesehatan.
Dalam dunia medis Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus (usus yang dimaksud usus bagian yang dekat denan lambung), menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan penyakit”. Selain itu, menurut dr. Andri Setiawan, makan dan minum sambil berdiri selain dilarang lantaran alasan kesopanan, juga berdampak buruk pada kesehatan. Makan dan minum sambil duduk lebih menyehatkan daripada sambil berdiri. Pasalnya, dalam tubuh manusia terdapat jaringan penyaring atau filter yang disebut sfringer, yakni struktur maskuler (berotot) yang berfungsi membuka dan menutup.
Mari Kita Lihat Perbedaan Minum Saat Berdiri dan Saat Duduk!
Dari segi kesehatan, air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur muskuler berotot yang bisa membuka dan menutup agar  air kemih bisa lewat. Ternyata sfringer ini hanya bekerja pada saat kita duduk sehingga jika kita minum atau makan sambil berdiri, air yang masuk ke dalam tubuh akan masuk begitu saja tanpa disaring oleh sfringer. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada `pos-pos' penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri, air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika menuju kandung kemih akan terjadi pengendapan di saluran sepanjang ureter. Karena banyak limbah yang menyisa di ureter inilah awal mula munculnya bencana yaitu mulai muncul penyakit kristal ginjal,  salah satu penyakit yang sungguh berbahaya.
Bahkan Rasulullah SAW sendiri sejak 1400 tahun yang lalu melarang minum sambil berdiri. Apalagi jika makan sambil berdiri, itu justru lebih berbahaya. Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Jika minum sambil berdiri, maka cairan minuman akan jatuh dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras. Jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.
Adapun Rasulullah SAW pernah sekali minum sambil berdiri, tapi itu disebabkan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia. Hal tersebut terjadi ketika Rasulullah meminum air zam-zam. Namun yang perlu diingat bahwa ini bukan kebiasaan beliau. Ingat azas darurat! INGAT KAWAN hanya waktu darurat saja *smile emoticon
Saat berdiri tubuh manusia dalam keadaan tegang. Setiap  organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras untuk mempertahankan semua otot tubuh agar tetap tegak. Ini menyebabkan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum. Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus. Refleks ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah. Akibatnya bisa mematikan detak jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Bila terbiasa makan dan minum sambil berdiri secara terus-menerus terbilang berbahaya bagi dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman yang masuk. Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali kepada adab dan akhlak Islam.
Akhirnya kita mengetahui betapa bahayanya minum ataupun makan sambil berdiri. Hal ini sebenarnya sudah jauh diajarkan oleh nabi kita, Nabi Muhammad SAW, pada saat zamannya. Adanya bukti atau alasan secara medis, ternyata kebenaran tidaklah dapat terbantahkan. Agama kita selalu mengajarkan bagaimana etika hidup yang baik dan benar. Selamat mencoba saran catatan ini dan semoga bermanfaat.
Salam Konservasi!

Writed By       : I.V